ETANA DAN UGM GELAR INDONESIA BIOPHARMACEUTICAL SUMMIT 2025: MEMBENTUK MASA DEPAN BIOFARMASI DI DALAM NEGERI
Yogyakarta, 6 November 2025 - PT Etana Biotechnologies Indonesia bersama Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Indonesia Biopharmaceutical Summit (IBS) 2025, sebuah forum strategis yang mempertemukan pemangku kepentingan dari sektor akademisi, industri, dan pemerintah. Mengusung tema “Shaping the Future of Biopharma in Indonesia” kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong inovasi dan memperkuat ekosistem bioteknologi menuju kedaulatan kesehatan di Indonesia.
Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Satibi, M.Si., Apt berharap IBS 2025 tidak hanya menciptakan dialog yang berarti, tetapi juga menghasilkan kolaborasi nyata yang dapat berkontribusi pada transformasi kesehatan Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki fondasi yang kuat dalam memanfaatkan kekayan biodiversitas dan kapasitas penelitian nasional dalam pengembangan produk biopharmaceutical berkualitas tinggi, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai hub regional untuk inovasi kesehatan.
“Masa depan biofarmasi bergantung pada kemampuan kita untuk berkolaborasi. Penemuan di Universitas harus bisa diterjemahkan menjadi produk nyata yang bermanfaat bagi masyarakat, dan hal ini memerlukan kemitraan yang kuat antara akademisi, industri, serta regulator,” kata Prof. Satibi dalam sambutannya.
Dari Inovasi Global Menuju Produksi Lokal: Perjalanan Etana dalam Transfer Teknologi
Sesi utama IBS 2025 menghadirkan General Manager Technical Operations Etana Dr. Miles Shi, Ph.D, yang membagikan pengalaman Etana dalam membawa inovasi global menuju kemandirian produksi lokal. Dalam paparannya yang berjudul “Bridging Global Innovation to Local Manufacturing: Best Practice for Technology Transfer,” Miles menjelaskan pendekatan phase-gated framework yang diterapkan Etana untuk memastikan proses transfer teknologi berjalan efisien, sesuai standar global, dan berorientasi pada mutu.
“Transfer teknologi bukan sekadar proses teknis, melainkan perjalanan kolaborasi dan pembelajaran bersama. Etana mengintegrasikan praktik terbaik WHO dan PDA untuk membangun ekosistem manufaktur biofarmasi yang memenuhi standar internasional,” jelas Miles.
Ia menambahkan, keberhasilan transfer teknologi Etana tidak hanya mempercepat akses masyarakat terhadap obat dan vaksin berkualitas, tetapi juga memperkuat kemampuan bangsa dalam memproduksi produk bioteknologi secara mandiri. “Dengan menggabungkan keahlian global dan eksekusi lokal, kami berupaya mempercepat kemandirian dan menghadirkan produk biofarmasi kelas dunia buatan Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Dr. Jeffri Ardiyanto, M.App.Sc mengungkapkan bahwa keterbatasan dalam teknologi, ketergantungan pada bahan baku impor dan kurangnya kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan produksi lokal di Indonesia. Namun, pemerintah terus berupaya memperkuat kemandirian bahan baku obat dan bioteknologi melalui startegi transformasi kesehatan, khususnya pilar ketiga yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan produk kesehatan dengan memperkuat kapasitas riset, manufaktur, dan pengembangan pasar serta menjalin kemitraan dengan berbagai mitra regional dan global.
Hasil dari strategi ini mulai terlihat nyata. Hingga saat ini, Indonesia telah mencatat pencapaian produksi 12 jenis vaksin dan 8 produk biologis yang dikembangkan oleh 8 industri biopharmaceutical lokal, termasuk di dalamnya produk-produk hasil kolaborasi transfer teknologi dengan mitra global. “Kebijakan ini adalah upaya besar untuk memperkuat sistem layanan kesehatan Indonesia dari hulu ke hilir, mulai dari bahan baku, riset, produksi, hingga distribusi. Namun yang terpenting, seluruh pihak dalam ekosistem biofarmasi harus bekerja bergandengan tangan. Dengan kolaborasi, kita dapat memperkuat ketahanan kesehatan nasional dan meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat,” tutup Dr. Jeffri.
Sekilas tentang Etana
Didirikan pada tahun 2014, Etana adalah perusahaan biofarmasi Indonesia yang meneliti, memproduksi, dan memasarkan terapi biologis untuk pasar Asia Tenggara. Dengan misi melayani pasien dalam menyediakan terapi berkualitas tinggi, terjangkau, dan inovatif, perusahaan telah membangun fasilitas produksi lokal mutakhir yang memenuhi standar FDA internasional dan Indonesia. Fasilitas tersebut mampu menghasilkan terapi biologis dengan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Etana bercita-cita menjadi perusahaan biofarmasi terkemuka di kawasan ASEAN melalui ekspansi agresif dalam kapasitas produksi dan pengembangan produk, dengan fokus utama pada produk onkologi dan vaksin.
Etana dipimpin oleh tim manajemen lokal yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan luar dan dalam negeri serta memiliki pengalaman yang kuat di industri biofarmasi, dan didukung oleh tim investor internasional dan perusahaan biofarmasi terkemuka. Etana bertujuan untuk menyediakan terapi yang inovatif namun terjangkau melalui produksi lokal, untuk mendukung program pemerintah Indonesia dan permintaan pasar yang lebih besar. Etana saat ini adalah perusahaan biotek terkemuka di Indonesia yang berkomitmen pada penelitian dan pembuatan monoclonal antibodi, mRNA, dan platform biologis lainnya.